Jumat, 28 Mei 2010

MAU PILIH KERANG REBUS atau KERANG MUTIARA????

Cerita ini mengingatkan kita kepada seorang motifator sukses yang berdomisili di Pulau Sulawesi.



Andi (bukan nama sebenarnya), seorang anak yang hidup bersama keluarganya di bantaran sebuah sungai di Pulau Sulawesi. Rumahnya rapuh hampir roboh, menggunakan bambu untuk mengkokohkan kembali rumahnya.


Penghasilan keluarganya hanya cukup untuk membeli beras, setiap hari dia hanya memakan nasi dan garam sebagai bumbu nasi yang tawar.

Namun dialah Andi yang tak mau hidup seperti ini terus. Banyak akal untuk menutupinya. Setiap keluarganya telah menanak nasi, dia sisihkan nasi bagiannya untuk dibawa ke sungai dekat rumahnya dengan membawa alat untuk memancing dan kecap. Nasinya belum ia makan, tapi dia menunggu ada ikan kecantol mata pancingnya. Setiap ia dapat ikan, ikan langsung dia bakar dan dibumbui kecap dan langsung dimakan. Begitu berulangkali setiap ia akan makan.


Suatu hari saat dia makan, ayahnya menghampirinya. Ayahnya tak hanya diam, dia menanyai anaknya “Hai nak, apa yang sedang kamu lakukan?”, “Memancing ikan yah.” Jawab Andi dengan nada lemas perut belum keisi. Ayahnya bertanya kembali “Bolehkah Ayah bercerita nak?”, “Boleh yah.” Jawabnya. “Dapatkah kau membedakan kerang Mutiara dengan Kerang Rebus?”, “Tak tahu yah.” Jawabnya juga pingin tahu.

“Kerang Mutiara adalah kerang penghasil mutiara yang bernilai tinggi, sedangkan kerang rebus adalah kerang yang dijual dipinggiran jalan untuk dimakan. Namun kau tak pernah tahu bagaimana perjuangan kerang mutiara untuk dapat menghasilkan mutiara yang indah.


Kerang Mutiara dan Kerang Rebus sama hidup di laut, namun kerang mutiara diambil nelayan untuk diberi kelereng calon jadi mutiara di dalamnya. Kerang mutiara dipaksa untuk menelan kelereng itu didalamnya, hingga karangnya tak bisa tertutup.


Kerang yang tak tertutup dapat dimasuki pasir hingga pedih yang dirasa si kerang itu, seperti mata yang kemasukan pasir. Setiap hari si kerang menagis kesakitan karna pasir. Namun tagisan itu yang membuat kelereng berubah menjadi mutiara.


Sedangkan kerang rebus tak diperlakukan apa-apa oleh nelayan, hanya dikumpulkan dan dijual kembali kepada pedagang yang ada di pinggiran jalan.
Sekarang tinggal kau mau yang mana? Itulah jalan yang kau pilih”


“Kalau Mutiara yah?” tanya Andi.
“Kau harus mau sakit, kau harus mau susah, mau menghadapi rintangan, harus berani menghadapi hinaan, namun ingat jangan sekali-kali kau mengeluh dengan semua itu!”
“Kalau Rebus yah?” Tanya ia kembali.
Kau tak usah sakit, kau tidak usah menghadapi semuanya, nanti kau jadi orang-orang yang ada dipinggiran sana, maukah kau seperti itu?”
“tidak yah.” Jawabnya.



Sumber : Buku Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia, Jamil Zaini



Subhanallah, Kisah yang Inspiratif.....

Terimakasih kuhaturkan kepada Ibu ku yang setia mendengarkan cerita-ceritaku, semua pengalaman-pengalaman keseharianku, yang terus memberikan motivasi untuk selalu berjuang menatap masa depan. Maaf kan aku bu....masih banyak mengecawakanmu, tapi ana yakin ana pasti bisa membuat ibu bangga ....Insya Allah.^_^


Bapakku terkasih dengan guyonannya yang khas....sehingga membuat hidup ini penuh dengan keceriaan. Makacih juga ya be...atas tantangan-tantangan yang diberikan....lumayan bikin hidup lebih ”hidup” he he........


Jazakumullah khoiron katsiro buat temen-temen Rohis Darussalam, FAROHIS JOGJA, ikhwan dan akhwat di DS Jogja.....yang telah merubahku menjadi orang yang lebih PD, dan merubah mindset ku.....Ayo...Teruslah berjuang!!!


Juga buat temen-temen trainer di buletin NAH!!! Makasih asupan gizinya.....cukup mengena di rutinitas keseharianku.....


Buat Pak Sigit yang sekarang entah kemana, sang guru juga motivatorku, yang menginspirasi untuk terus tegak menggapai mimpi, dengan gaya beliau yang khas mampu merubah anak-anak yang tak miliki mimpi, menjadi seorang yang berani bermimpi......walaupun telah menghilang, tapi jasa bapak tetap terngiang...semoga aku bisa menjadi seorang guru seperti bapak, yang selalu dikenang anak-anak....


Buat Guruku, Ustadz-Ustadzah, Dosen-dosen UMS, terimakasih.....untuk semua ilmunya, dan semua pengalaman-pengalaman menariknya.....


Untuk Ibu Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Serut, Nuroh Hidayatun, S.Pd....terimakasih saya ucapkan tak terhingga, atas semua dukungan dan petuah-petuahnya Bu......


Juga temen-temen semua yang telah banyak menginspirasiku......



Semoga kisah ini menjadi bahan renungan buat kita semua, agar dapat lebih kuat menjalani kehidupan ini....yakinlah ”Pelaut Ulung Tidak Berlayar di Laut yang Tenang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar